Seringkali dengan mudahnya kita kehilangan kontrol diri karena suatu hal. Akibatnya, alih-alih bisa sabar, justru emosi yang akan melupa. Karena itu, sudah saatnya kita mempertebal tingkat kesabaran kita, sehingga tidak mudah terpancing emosi kita. beberapa kiat untuk meningatkan kesabaran kita diantaranya adalah :
1. Mengikhlaskan
niat kepada Allah Ta'ala, bahwa ia semata-mata berbuat
hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti itu, akan sangat menunjang
munculnya kesabaran kepada Allah Ta'ala.
2. Memperbanyak
tiwalah (baca; membaca) Al-Qur'an, baik pada pagi, siang, sore
ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai
perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya. Karena Al-Qur'an
merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam kategori ini juga dizkir kepada
Allah.
3. Memperbanyak
puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal
yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan
jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih
kesabaran.
4. Mujahadatun
nafs,
yaitu sebuah usaha yang dilakukan seseorang untuk berusaha secara giat dan
maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada
hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir dsb.
5. Mengingat-ingat
kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan membacu
manusia untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti'jal),
memiliki prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang tidak
optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan melihat
"amalan" seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada
hasilnya.
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ
عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan
Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
6. Perlu
mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi.
Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal
ibadah daripada menonton televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk
menyisihkan sebagain rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca
kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi'in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya,
karena hal ini akan menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan
nyata di dunia.
Buku “Indahnya
Kehidupan Seorang Muslim” Hal 54 – 56, Abu Fatih, Lc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar