Berkata “tidak”
atau menolak sesuatu demi kepentingan diri sendiri sering kali dianggap
sebagai tindakan egois. Sebab selama ini kita diajari untuk selalu mendahulukan
kepentingan orang lain. Tapi, seiring bertambahnya usia dan makin banyaknya
tanggung jawab yang harus kita terima, ada kalanya kita perlu juga mementingkan
diri sendiri.
Mementingkan
diri sendiri yang dimaksud disini adalah mendahulukan yang terbaik untuk kita.
Baik dalam urusan pribadi maupun pekerjaan, ada saatnya kita perlu mengambil
keputusan berdasarkan yang kita butuhkan dan yang terbaik untuk kita. Selama
tidak berlebihan, rasanya Tindakan ini tidaklah selalu egois. Maka, sesekali
berkata “tidak” kepada orang lain akan memberikan manfaat sebagai
berikut :
- Mengurangi Stres dan Rasa Tertekan
Misalnya, ada ajakan dari teman-teman satu kantong
hangout di akhir pekan ini. Tapi pada saat yang sama kita sedang sangat
membutuhkan waktu untuk sendiri karena ingin benar-benar istirahat. Kita pun menolak
ajakan teman-teman tersebut dan memutuskan untuk istirajat saja di rumah.
Daripada memaksakan diri mengiyakan ajakan tapi malah hanya akan membuat kita
bete, lebih baik jujur sedang ingin menyendiri demi memulihkan kondisi. Dengan
begini, rasa stres dan tertekan pun bisa berkurang.
- Lebih Menghargai Orang Lain
Kita akan sulit menghargai orang lain bila kita tak
menghargai diri kita lebih dahulu. Ibaratnya bila seorang dokter sakit, maka ia
pun akan kesulitan menyembuhkan penyakit orang lain. Bahkan dalam keadaan
darurat di pesawat, berdasarkan panduan, kita disarankan untuk memakai masker
oksigen kita terlebih dahulu sebelum membantu orang lain. Dengan belajar untuk
bisa mendahulukan prioritas utama kita, kita pun ke depannya bisa lebih
menghargai orang lain yang sedang berjuang memenuhi prioritas utama mereka.
- Memiliki Lebih Banyak Waktu dan Energi untuk
Hal-hal Lebih Penting
Semakin bertambah usia, energi kita mungkin bisa
terasa lebih terbatas, maka kita harus bijaka dalam membagi waktu dan energi
yang ada. Tidak semua keinginan orang lain harus kita penuhi. Tak semua orang
bisa kita bahagiakan. Untuk bisa fokus melakukan hal-hal yang lebih penting,
kita kadang perlu melepas hal-hal yang masih bisa ditunda atau ditolak.
- Bersikap Lebih Jujur
Baik pada diri sendiri maupun orang lain, kitab isa belajar
untuk lebih jujur. Kita tak harus mengiyakan semua permintaan orang lain di
saat ada hal lain yang lebih penting untuk dikerjakan. Contohnya, kita bolah
saja menolak tawaran pekerjaan dari orang lain saat kita pada saat yang sama
sedang butuh waktu untuk liburan sendiri. Selama disampaikan dengan baik tanpa
bermaksud mengada-ada, orang lain pun seharusnya bisa mengerti.
Tulisan dalam buku “Berdamai
dengan Masa Lalu” hal 87 – 89 karangan Asti Musman. Cetakan pertama
Desember 2019. Penerbit PSIKOLOGI CORNER